Ketika kita berbicara tentang industri anime movie, selain sutradara brilian Studio Ghibli, Miyazaki Hayao, ada beberapa nama sutradara yang juga cukup mengesankan. salah satunya adalah Mamoru Hosoda yang memenangkan Animation Kobe Awards ke-15 dalam kategori Individual Award. ia mulai dikenal secara luas melalui anime movie yang ia ciptakan dan ia sutradarai sendiri.
Dia dikenal karena pilihannya pada animasi gambar tangan, serta penceritaan yang begitu mengharukan dan sangat menyentuh. Apa yang menyoroti Mamoru Hosoda adalah campuran antara kehidupan sehari-hari manusia dengan bumbu-bumbu elemen fantasi yang sempurna.
Berikut adalah 5 daftar karya terbaik Mamoru Hosoda sejauh ini:
5. Digimon Adventure: Bokura no War Game (2000)
Salah satu karya lama Hosoda yang kurang terlihat oleh penggemar anime, movie kedua Digimon Adventure yang disutradarai oleh Mamoru Hosoda, Film ini berlatar setelah akhir Digimon Adventure, Bercerita tentang pertarungan Taichi, Yamato, Koushiro, dan Takeru dalam menghadapi Diaboromon, digimon virus komputer yang mengacaukan jaringan internet di seluruh dunia dan meluncurkan senjata nuklir ICBM ke Tokyo. dan anak-anak yang dipilih sekali lagi terlibat untuk menyelamatkan dunia.
Gaya penyutradaraan di Digimon Adventure: Bokura no War Game adalah sesuatu yang masih bisa dilihat difilm Hosoda sampai sekarang. Bokura no War Game memiliki gaya yang berbeda dan campuran kehidupan sehari-hari dengan fantasi.
Bagi penggemar Digimon, tentu saja film ini harus ditonton, tetapi bagi mereka mulai yang tertarik dengan karya Hosoda dan ingin melihat awal karir nya sebagai sutradara, Bokura no War Game adalah garis start yang baik.
4. Summer Wars (2009)
Summer Wars mungkin kurang lebih sebuah remake dari Digimon Adventure: Bokura no War Game, bahkan Hosoda mengakui bahwa Summer Wars adalah semacam versi panjang Bokura no War Game, yang mana ia tertahan oleh batas waktu 40 menit. Tidak seperti Bokura no War Game yang hanya menargetkan penggemar Digimon, Hosoda mengambil konsep dan alur cerita yang ditargetkan untuk para penggemar anime umum. Di bawah Madhouse studio, Hosoda memberikan film pertamanya dimana ia adalah pencipta aslinya juga.
Summer Wars berkisah tentang seorang pelajar SMA Koiso Kenji yang menghabiskan waktunya sebagai moderator sistem online OZ. Saat mulai musim panas dia diajak bekerja oleh Natsuki, seorang gadis senior yang populer untuk merayakan ulang tahun Neneknya ke 90. Di tengah-tengah pekerjaannya, sistem online OZ telah dimasuki seorang hacker. Akibatnya, begitu banyak aktivitas dunia maya maupun nyata terganggu.
Seperti Bokura no War Game, Summer Wars kurang lebih memiliki konsep yang sama dan alur cerita mengenai cyber dan pertempuran virtual. Apa yang menonjol dari Summer Wars adalah bagaimana seluruh Jinnouchi Clan, keluarga Natsuki, terlibat dalam membantu Kenji menghentikan kekacauan. Dalam salah satu wawancara, Hosoda menyatakan bahwa ia menikah tak lama sebelum Summer Wars, dan pengalamannya dalam melihat bagaimana orang asing menjadi keluarganya adalah inspirasinya. gaya penyutradaraan Hosoda menjadi jauh lebih halus dalam film ini, tapi kamu tetap disuguhkan dengan berbagai adegan pertempuran, terutama dalam adegan pertempuran King Kazma dan Natsuki melawan Love Machine.
3. Bakemono no Ko (The Boy and The Beast) (2015)
Film pertama Hosoda setelah tiga tahun, Bakemono no Ko. Film ini mendapat tanggapan positif bahkan melebihi semua ekspetasi. Berkisah tentang Ren yang baru saja kehilangan ibunya akibat sebuah kecelakaan, dan ia ingin tinggal bersama Ayahnya. Tapi hal itu tidak bisa, karena orangtuanya sudah bercerai dan keluarga sang ibu yang memenangkan hak asuh Ren. Ren menolak untuk diadopsi dan memilih untuk tinggal di pinggir jalan yang terkenal di kawasan Shibuya, Tokyo. Suatu hari ia bertemu dengan 2 hewan berjubah yang misterius, Ren memilih untuk mengikuti mereka ke sebuah dimensi lain yang di sebut Shibutengai (Jutengai), dimensi itu mempunyai struktur bangunan menyerupai bangunan di Jepang. Ren yang tersesat di dunia itu, menjadi murid dari Kumatetsu, dan oleh Kumatetsu bocah ini diberi nama Kyuuta.
Diiklankan dengan tag "Cerita orang tua dan anak yang sedikit berbeda", Bakemono no Ko tanpa diragukan merupakan salah satu film terbaik Hosoda yang pernah ia buat, cerita yang mencekam, adegan emosional yang menyentuh, semuanya terakumulasi didalam film yang menjadi film terlaris kedua di Box office Jepang pada tahun 2015. Adegan pembuka dimana Hosoda bermain dengan animasi siluet dan bayangan yang luar biasa indah, dan kontras yang ditampilkan antara Juutengai dan dunia manusia menyatu dengan sangat baik dalam cerita, terutama setelah timeskip. Ini adalah hal baru dari Hosoda membawakan elemen kehidupan sehari-hari dan fantasy bersama menjadi mendebarkan, perjalanan menjelajahi diri karakter utama yang sangat menarik.
2. Toki wo Kakeru Shoujo (The Girl Who Leapt through Time) (2006)
Bahkan jika film ini lebih tua dari film Hosoda lainnnya, Toki wo Kakeru Shoujo pantas disebutkan secara khusus di tempat kedua karena film inilah yang sudah meloncatkan nama Mamoru Hosoda ke ranah internasional. Awalnya dibuat oleh Tsutsui Yasutaka dan diproduksi oleh Madhouse, Toki wo Kakeru Shoujo bercerita tentang Konno Makoto yang mengalami suatu kejadian yang mengubah takdirnya sehingga dia mampu melompati waktu. Tapi dia menggunakan kemampuannya itu hanya untuk kembali ke masa lalu agar hidupnya jadi lebih mudah. Kemudian, dia harus menghadapi kenyataan bahwa jika kita mengubah masa lalu, maka kita harus hadapi konsekuensi yang besar pula.
Salah satu film paling populer Hosoda, Toki wo Kakeru Shoujo bukan adaptasi asli dari novel berusia 40 tahun yang dibuat oleh Tsuitsui Yasutaka. itu, sebaliknya, semacam sekuel yang Hosoda buat dengan remaja Jepang sebagai target audiens. Melihat bagaimana populer itu sekarang dalam komunitas penggemar anime, Toki wo Kakeru Shoujo menjadi salah satu anime yang harus ditonton dikalangan penggemar anime. Ini juga mungkin film yang mengukuhkan pembawaaan cerita yang berbeda dari Hosoda, campuran dari kehidupan sehari-hari, feelings, dan elemen fantasi, menarik penonton melalui cerita yang berpusat pada protagonis perempuan.
Pembawaan yang enteng diawal film tapi ternyata membawa makna yang luar biasa di dalamnya. Dapat membuat kita tidak hanya mengerti betapa berharganya waktu tetapi dalam artian yang lebih luas lagi, yaitu di dalam setiap tindakan yang kita lakukan, akan terdapat konsekuensi-konsekuensi yang harus kita jalani.
1. Ookami Kodomo no Ame to Yuki (Wolf's Children Ame and Yuki)
Seorang mahasiswa muda normal, Hana, jatuh cinta dengan seorang pria misterius yang kemudian ternyata seorang serigala. Pasangan ini memiliki dua anak, pertama seorang putri bernama Yuki karena dia lahir pada hari bersalju, dan yang kedua seorang putra benama Ame karena ia lahir dihari hujan. keluarga yang bahagia mereka tidak berlangsung lama. setelah kematian suaminya itu, Hana harus membesarkan dua anak serigalanya sebagai ibu tunggal sambil menjaga rahasia mereka. Hana memutuskan untuk pindah ke pedesaan dimana anak-anaknya bisa bebas menjalajahi siapa mereka, Hana memulai tahun-tahun panjang membesarkan anak, untuk melihat melalui mana anak-anaknya memilih jalan mereka sendiri, baik sebagai manusia atau sebagai serigala.
Pada tahun 2012, dari banyak film animasi yang dirilis di Jepang, satu-satunya film yang merupakan karya original dan tidak berdasarkan pada apapun hanyalah Ookami Kodomo. Setelah sukses dengan Summer Wars dan Toki wo Kakeru Shoujo, seolah-olah jaminan bahwa ini akan menjadi setidaknya sama baik atau bahkan lebih. Dan itu terjadi, Ookami Kodomo terbukti mampu menyentuh hati orang-orang melalui cerita Hana sebagai ibu, bahkan dengan unsur fantasi dan cerita rakyat berkelok-kelok dapat masuk dengan mulus ke dalam cerita.
Ookami Kodomo tidak hanya sukses dan menjadi hit di Jepang, film ini juga terkenal di luar negeri. Ini juga film pertama Hosoda setelah mendirikan Studio Chizu pada tahun 2011. Hosoda mencatat bahwa ia ingin membuat sesuatu yang abadi, dan melalui Ookami Kodomo, ia mencoba untuk menggabungkan perasaan membesarkan anak-anak ke dalam sebuah film. tidak seperti Summer Wars, Ookami Kodomo memainkan lebih adegan yang menunjukan bagaimana waktu berlalu, didalam film ini mencakup bagaimana Hana membesarkan anak-anaknya selama tiga belas tahun, dan itu mungkin salah satu hal baru yang dapat Anda harapkan dari Hosoda ketika Anda menontonnya. Adegan terkenal Hosoda yang membuatnya bangga adalah adegan dimana Hana dan anak-anaknya bejalan malalui hutan gunung bersalju, dengan Ame dan Yuki berubah menjadi serigala di tengah jalan. detail dari animasi dan sudut pandang yang diambil disini akan memperlakukan mata Anda dengan baik.
.
Setiap sutradara memiliki cara mereka sendiri, Miyazaki Hayao dan Studio Ghibli (Spirited Away, Tonari no Totoro, Howl's Moving Castle, dll) dengan dunia dan petualangan yang dibuatnya, Shinkai Makoto (Byosoku 5 Centimeter, The Garden of Words, Children Who Chase Lost Voice, dll) yang menyoroti aspek yang paling tidak diperhatikan dari kehidupan manusia di film-filmnya, Mamoru Hosoda yang menyatukan kehidupan sehari-hari dan memberi mereka taburan fantasi atau fiksi ilmiah, fokus dalam cerita yang berbeda yang menyoroti pertumbuhan karakter utama dan menyentuh emosi penonton seperti yang dilakukannya itu. Seperti beberapa direksi film animasi original seperti sekarang, karya Hosoda ini tidak diragukan lagi indah dan mampu menjangkau menonton, rising sutradara yang menjanjikan di masa depan yang membuat kita tak sabar menunggu karya-karya berikutnya.
Jika Anda belum menonton film Mamoru Hosoda, why, ini adalah waktu yang bagus untuk memulai, karena Anda tidak akan ingin melewatkan animasi indah dan cerita-cerita yang mereka bawa.
Aku paling suka wolf children tapi kenapa ya gk ada film kelanjutanya/seri ke 2 padahal aq suka ðŸ˜
BalasHapus